saia, si cowok cantik… (part 1)

Heyy…

Is it my fault for being beautiful?

Buat cowok-cowok nih, pernah ngga lo dipanggil Teh ato Neng? pernah ngga lo dibilang cantik? ato yang paling ekstrim, dikira jablay alias p*r*k? Hohoho… itu smua pernah sering terjadi pada saia…

Here are the stories:

Cerita 1:

Location -> Bis Damri ElJat (Elang – Jatinangor)

Korban -> saia

Pelaku Pelecehan (hahaha) -> Si Pengamen Tambun Bersuara Ngga Jelas (mmmhhh, supaya gampang, nantinya kita sebut dia SPTBNJ)

Figuran -> Penumpang Bis Damri yang bejibun, Sopir ,dan Kernetnya

Kronologisnya seperti ini:

Sore itu saia si ganteng maut berniat kembali ke kampung halamannya setelah berminggu-minggu mendekam di penjara kosan dan memendam kerinduan yang amat sangaadd akan kampung halamannya tercinta, Sukabumi.

Dari Jatinangor yang gersang, dia harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 400 hari untuk sampai di kampung halamannya tersebut (kalo jalan kaki… hahaha). Akhirnya dia memilih untuk naik Damri agar waktu tempuh perjalanannya menjadi lebih singkat (menjadi 399 hari… karena dari terminal leuwi panjang, dia berjalan kaki sampai sukabumi… hhh… gag penting!).

Sebenernya, saia si ganteng maut ini lagi seneng-senengnya bereksperimen dengan tatanan rambutnya yang sudah agak gondrong… Dengan pedenya, saia si ganteng maut memilih untuk menguncir sebagian dari bagian belakang rambutnya, yang saia sebut gaya samunora (perpaduan antara gaya samurai jepang dengan model rambut cindy cenora sang penyanyi legendaris yang membawakan lagu hits yang berjudul aku cinta rupiah).

Nah, sampailah kita pada momen yang ditunggu-tunggu… Pas saia naik ke bis damri ElJat, ternyata sudah setngahnya terisi n ada seorang pengamen yang sedang gegenjringan ngga jelas, baru mau mulai mengamen (bagi yang ngga tau gegenjringan, jangan tanya saia apa artinya, soalnya saia juga ngga tau itu bahasa apa dan artinya apa…). Tanpa ba bi bu, SPTBNJ langsung bersaut begitu saia naik ke dalam bis dan berjalan mencari tempat duduk kosong.

SPTBNJ: “Teh, sini! Tengah kosong, Teh!”

saia si ganteng maut (SSGM): “Eh, gebleg! Udah dandan pol-polan biar ganteng, malah dipanggil teteh!!!” (dalam hati tentunya)

Trus penumpang di bis damri kayaknya pada bingung juga, bertanya dalam hati, apakah SSGM ini cowok atao cewek seperti yang dibilang oleh SPTBNJ… Kira-kira, beginilah dialog khayalan yang terjadi di Lobus Parietalis mereka (apa itu lobus parietalis, tanyakan saja pada rumput, karna saia pun tidak mengerti..)

Penumpang Damri 1 (PD1): “Mmmhhh… Eh, eta teh lalaki atao awewe nya? Maenya aya lalaki geulis? Ah, eta mah lalaki…”

Penumpang Damri 2 (PD2): “Eh, PD1, eta mah awewe, bener ceuk SPTBNJ”

Penumpang Damri 1 (PD1): “Ah, eta mah lalaki. Tuh tingali, euweuh susuan…”

SSGM kemudian melanjutkan perjalanannya ke tengah bis damri untuk duduk di kursi yang ditunjuk SPTBNJ sambil berharap dia merelat kata-katanya dan berganti memanggilnya Aa… Namun hal itu hanya jadi harapannya saja… Karena, pada saat SSGM memberinya duit receh ketika selesai ngamen, SPTBNJ melontarkan kalimat seperti ini: “Makasih, Teh!”

saia ganteng kan? ato cantik? hhh

-sebuah catatan SSGM di rabu pagi sebelum presentasi-